Thursday, June 26, 2014

Keistimewaan Huruf aliff


Banyak orang yang tak menyangka, betapa istimewanya huruf alif. Keistimewaan huruf alif itu telah diungkapkan sejumlah peneliti. Huruf ini oleh kalangan mistikus sebagai huruf istimewa yang sarat dengan makna. Huruf alif ini menunjuk kepada Allah, Sosok yang menghubungkan (allafa) segala sesuatu, namun Ia tetap terpisah dengan segala sesuatu itu.
Menurut Muhasibi, “Ketika Allah menciptakan huruf-huruf, Ia memerintahkan semua huruf untuk menurut, namun hanya huruf alif yang tidak menurut, tetap mempertahankan wujud pertamanya berdiri tegak. Niffari menyebut semua huruf sakit kecuali huruf alif. Muhasibi mengomentari huruf alif ini dengan mengutip hadis Nabi, “Allah menciptakan Adam sesuai dengan gambar/citra-Nya (‘ala shuratihi)”. Huruf alif sebagai huruf Allah dan juga huruf pertamanya Adam, satu-satunya huruf yang bertahan dengan keutuhannya, selainnya semuanya kehilangan wujud aslinya.
Masih misteri huruf alif, sebagaimana dikutip dari Annimarie Schimmel, ‘Attar ikut mengomentari kelebihan huruf ini dengan mangatakan, jika huruf alif dibengkokkan maka bisa lahir huruf dal (د),  dzal (ذ), ra (ر), zai (ز). Jika dilipat dua ujungnya bisa membentuk huruf ba (ب), nun (ن) ta (), tsa (ث).
www.kalaubisa.wordpress.com


Bahkan, semua huruf lain juga bisa terbentuk dari huruf alif. Itulah sebabnya huruf alif dikatakan  huruf ahadiyyah, huruf kesatuan dan kebersatuan, huruf tauhid, sekaligus sebagai huruf transendens. Namun, ada juga yang mengomentari sebaliknya, huruf alif adalah huruf iblis, karena satu-satunya huruf yang tidak mau membungkuk, seperti syair Jalaluddin Rumi: “Jangan menjadi alif yang keras kepala, jangan menjadi huruf ba yang kepalanya dua.
Dalam kitab ini diulas tentang berbagai makna mistik dari huruf alif. Di antaranya menjelaskan kata alif itu sendiri tersusun dari tiga huruf, yaitu alif, lam, dan fa (ا ل ف), yang mengisyaratkan kesatuan dari tiga hal, yaitu pencinta, kekasih, dan cinta, atau merenung, bahan renungan, dan perenungan.
Syah Abd al-Lathif menjelaskan, alif menunjukkan nama Allah dan mim  menunjukkan nama Muhammad SAW. Ia melihat urgensi kedua huruf ini di dalam pembahasannya dengan mengutip hadis Qudsi, “Ana Ahmad bila mim” (saya Ahmad tanpa huruf mim), berarti Ahad (Esa), yakni Allah Yang Maha Esa. Huruf mim  merupakan satu-satunya penghalang antara Allah dan Muhammad. Ini mengingatkan kita pada riwayat-riwayat Ahlul Bait (Syi’ah) yang banyak mengomentari hadis titik di bawah huruf ba pada kata basmalah.
Ibnu ‘Arabi dan kalangan sufi Syi’ah menghubungkan huruf alif dengan kalam (pena) di dalam surah al-Qalam ayat 1: Nun wa al-Qalam wa ma yasthurun. (Nun, demi pena dan apa yang dituliskannya). Nun dihubungkan dengan botol tinta dawak, kalam dihubungkan dengan alif yang menulis, dan buku dihubungkan dengan lauh al-mahfudh.  Tulisan alif mewujudkan kehendak Allah dalam bentuk alam dan kenyataan. Dalam hadis diistilahkan: “Tidak jatuh sehelai daun dari tangkainya melainkan sudah tertulis di dalam lauh al-mahfudh”.
www.kalaubisa.wordpress.com

Keistimewaan alif yang membentuk huruf lafdh al-jalalah (الله), yang terdiri atas huruf lam lam ha (ا ل ل ه), tidak ada sebuah kata yang digugurkan satu persatu hurufnya namun tetap menunjuk makna yang sama.
Jika huruf alif di bagian awal dibuang maka tinggal huruf lam lam ha (لله), masih bisa terbaca “lillah” berarti “untuk Allah”. Jika digugurkan lagi huruf lam pertamanya sehinggal tinggal dua huruf yaitu lam dan ha (له) masih bisa terbaca “lahu” berarti “kepunyaan Allah”.
Jika digugurkan lam keduanya sehingga tinggal satu huruf yaitu huruf ha (هـ), masih bisa terbaca dan mempunyai arti sebagai kata ganti (dlamir) berarti “Dia”, sebagai kata ganti untuk Allah. Dlamir atau kata hu sebagai singkatan kata huwa (هو), sering dijadikan lafaz wirid  oleh sejumlah tarikat dengan cara mengambil napas lalu membuang napas dengan membaca panjang: Huu … yakni Allah SWT.

Tuesday, April 15, 2014

Bila anda ingin bergabung dengan Tarekat ini (Sufi Hakmaliyah untuk yang berhak, dan Tarekat Sufi lainnya, untuk umum)..

Hub Kami

TB. Anur Muhamad Alhaddad

RAHASIANYA MARIFATULLAH DAN MARIFATULRASUL

RAHASIANYA MARIFATULLAH DAN MARIFATULRASUL
(Intisari Ajaran Ilmu Laailaaha illallahu Muhammadur Rasulullah)

RAHASIA MAKRIFAT 13 : RAHASIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH
Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:-

1. Makrifat diri yang zahir.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
APA GUNA MAKRIFAT?

Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yang baru sebagaimana dalil

"AWALUDDIN MAKRIFATULLAH"

artinya: Awal agama mengenal Allah.
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baru serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baru,maka dapatlah membe
dakan diantara Tuhan dengan hamba.(allah adalah allah dan mahluq adalah mahluq)
BAITULLAH KALBU MUKMININ

Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi sehingga aqil baliq diibaratkan bunga yang sedang menguntum,tidak ada seekor ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya! apabila dewasa (aqil baliq) maka hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang,maka masuklah ulat dan kumbang menjelajah bunga itu!
Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti hati kanak-kanak yang suci-bersih!
Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik! sekiranya tutup itu tidak jaga dengan baik atau tutupnya sudah rosak,maka masuklah semut hitam yang sememangnya gula itu makanannya!
Maksudnya bagaimana orang yg tidak makrifat kepada allah bisa beribadah kepadanNya,sementara iblis masih bertengger di hati dan pikiranya. Ingat iblis umurnya milyaran tahun dan bisa bercakap2 dan nego dengan allah, maka manusia biasa bila tidak menerima pancaran ilmu dari para ahlullah yang warasatul rasullullah wa anbiya bagaimana nasib amalannya ?!

JIHADUL AKBAR

Peperangan yang lebih besar dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah "Peperangan dalam diri sendiri (Hati)", setiap saat denyut jantung ku ini, aku akan terus berperang.Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merusakkan anak Adam !Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), yg sudah ber chanel dari para arwahul muqadas dari para ahlullah hancur binasa tidak mengenal dat wajibul wujud!Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir! 6,666 sehari semalam nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia celaka dan tertipu. Ingat allah berfirman barang siapa yang memasuki bentengku dia aman!

ASAL USUL MAKRIFAT

Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah.Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan Basri.Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.Habib An Najmi mengajar kepada Daud Attaie.Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.Sirris Sakatari mengajar kepada Daud Assakatar.Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi. Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber iaitu:

1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan
Makrifat Musyahadah.
2. Pancaran daripada sumber KHALUAT yang dinamakan
Makrifat Insaniah.
3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan ROHANI.
4. Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM.

Maka dari sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit.



API MARIFATULLAH

Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.

Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).

Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh
sangat beraneka ragam bunyinya.

Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.

Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu, dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu “ ALLAH ”.
dan rahasia tertinggi dari ismul dzat adalah ismul khabir (asmaul jinsi/asma ke100)

Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.

Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…?

Allah, Zat yang maha esa, berpesan :

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “

Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu satu.

Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.

Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja, yaitu Allah.

Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. 
Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.

• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (
ا ), maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (
ل ), maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( 
ل), maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya :

Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :

Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (
ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)

Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.

Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.

Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.

Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.

Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.

Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu huruf Alif.

Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.

Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).

Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah, seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada akhlinya.


Untuk memahami  ilmu yang telah diuraikan diatas maka murid harus mengetahui  praktek  ilmunya kunci  hakikat tasjid muhamad  dan praktek assolatu daimul haq/sollat tajali. Sehingga mencapai maqom puji  qadimul qadim ! dengan syarat  puasa selama 10 hari dan menerima baiat,tawajuh dan rabitah nurmuhamad. Inilah ilmu rahasia para waliyullah ,ahllusufah, mursyid kamil dan rahasia segala ilmu tarikat sufi. Dan setiap calon murid memasuki tarikat disini tidak mudah diterima kecuali ada haqnya..bila ada haknya akan kami bimbing dengan ikhlas  dan ridho. 



TB. Anur Muhamad Alhaddad

Amalan Khatamul Dzikir








Tubagus Anur Muhamad Alhadad
Sekilas Tarekat Haqmaliyah

Tumbuhnya tarekat dalam Islam sesungguhnya bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, yaitu sejak Nabi Muhammad saw diutus menjadi Rasul. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Nabi Muhammad saw sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan tahannust dan khalwat di Gua Hira' di samping untuk mengasingkan diri dari masyarakat Makkah yang sedang mabuk mengikuti hawa nafsu keduniaan. Tahhanust dan Khalwat nabi adalah untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati dalam menempuh problematika dunia yang kompleks tersebut. 
Proses khalwat nabi yang kemudian menerima wahyu dari malaikat Jibril disebut tarekat tersebut sekaligus diajarkannya kepada Sayyidina Ali ra. sebagai cucunya. Dan dari situlah kemudian Ali mengajarkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya sampai kepada Syeikh Abdul Qodir Jaelani di daerah Timur Tengah, dan lalu masuk ke Indonesia dibawa melalui para wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo pada jalur Syaikh Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Djati. Sebagaimana dalam silsilah tarekat Haqmaliyah yang merujuk pada Syaidina Ali r.a dan Abdul Qadir Jaelani dan seterusnya adalah dari Nabi Muhammad saw, dari Malaikat Jibril dan dari Allah Swt.




Bai'at

Untuk mengamalkan tarekat tersebut melalui tahapan-tahan seperti pertama, adanya pertemuan guru (syeikh) dan murid. Lalu calon murid apabila ingin mejadi murid dari Tarekat ini haruslah memenuhi beberapa syarat tertentu terlebih dahulu. Di antaranya, adalah harus terlebih dahulu berpuasa selama 10 hari

Kedua, tahap perjalanan. Tahapan kedua ini  tergantung dari ke zuhudan murid dalam mengamalkan ilmu yang diterima. 

Tarekat (thariqah) secara harfiah berarti "jalan" sama seperti syariah, sabil, shirath dan manhaj. Yaitu jalan menuju kepada Allah guna mendapatkan ridho-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya. Semua perkataan yang berarti jalan itu terdapat dalam Alquran, seperti QS Al-Jin:16," Kalau saja mereka berjalan dengan teguh di atas thariqah, maka Kami (Allah) pasti akan melimpahkan kepada mereka air (kehidupan sejati) yang melimpah ruah".

Istilah thariqah dalam perbendaharaan kesufian, merupakan hasil makna semantik perkataan itu, semua yang terjadi pada syariah untuk ilmu hukum Islam. Setiap ajaran esoterik/bathini mengandung segi-segi eksklusif. Jadi, tak bisa dibuat untuk orang umum (awam). Segi-segi eksklusif tersebut misalnya menyangkut hal-hal yang bersifat "rahasia" yang bobot kerohaniannya berat, sehingga membuatnya sukar dimengerti. Oleh sebab itu mengamalkan tarekat itu harus melalui guru (mursyid) dengan bai'at dan guru yang mengajarkannya harus mendapat ijazah, talqin dan wewenang dari guru tarekat sebelumnya. Seperti terlihat pada silsilah ulama sufi dari Rasulullah saw, sahabat, ulama sufi di dunia Islam sampai ke ulama sufi di Indonesia. 

Silsilah Tarekat Haqmaliyah  

Mama Rd.Toto Mutholib-Pataruman Garut, Rd.Asep Martawijaya-Pataruman Garut, Syeik H Muhammad Kahfi-Pataruman Garut, Syeiikh H Abdul Karim - Tanara Banten, Ahmad Khotib Sambas ibn Abdul Gaffar, Syamsuddin,  Kamaluddin,  Hisyamuddin, Waliyuddin,  Nuruddin,  Zainuddin, Syarafuddin,  Syamsuddin, Moh Hatta, Syeikh Abdul Muhyi, Syeikh Syarif Hidayatullah, Syeikh Abdul Qadir Jilani,  Ibu Said Al-Mubarak Al-Mahzumi, Abu Hasan Ali al-Hakkari,  Abul Faraj al-Thusi, Abdul Wahid al-Tamimi, Abu Bakar Dulafi al-Syibli, Abul Qasim al-Junaid al-Bagdadi, Sari al-Saqathi, Ma'ruf al-Karkhi, Abul Hasan Ali ibn Musa al-Ridho, Musa al-Kadzim, Ja'far Shodiq, Muhammad al-Baqir, Imam Zainul Abidin, Sayyidina Husein, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib,  Sayyidina Nabi Muhammad saw,  Sayyiduna Jibril dan  Allah Swt. Masalah silsilah tersebut memang berbeda satu sama lain, karena ada yang disebut seecara keseluruhan dan sebaliknya. Di samping berbeda pula guru di antara para kiai itu sendiri.